Entah kebetulan atau tidak, jika dibulan Mei ada dua peristiwa penting yang menjadi titik kisar Indonesia sebagai bangsa yaitu Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional . Dan entah kebetulan atau tidak, jika Hari Pendidikan (2 Mei) justru kita peringati terlebih dahulu sebelum Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei). Apakah ini mengindikasikan bahwa sebelum bisa bangkit sebagai bangsa kita harus memajukan dunia pendidikan Indonesia.
Hari Pendidikan Nasional yang kita peringati berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959 bukan sekedar peristiwa untuk memperingati kembali peran-peran tokoh pendidikan Indonesia–Ki Hajar Dewantara, tetapi lebih penting dari itu untuk melakukan evaluasi terhadap pendidikan di Indonesia. Tulisan ini hendak membicarakan hubungan antara Pendidikan Nasional dan Kebangkitan Nasional yang sama-sama diperingati di bulan Mei.
Ada satu benang penghubung jelas bahwa Ki Hajar Dewantara yang menjadi titik episentrum Hari Pendidikan Nasional (2 Mei adalah hari kelahiran Ki Hajar Dewantara pada tahun 1889) dan Kebangkitan Nasional (beliau juga tokoh Kebangkitan Nasional) tetapi selain itu ia juga adalah salah satu tokoh kebangkitan nasional. Selain nama Ki Hajar Dewantara juga ada nama Sutomo dan dr. Cipto Mangunkusumo serta Douwes Dekker. Bukan kebetulan jika mereka semua adalah juga tokoh-tokoh yang mendapatkan pencerahan pendidikan.