Tampilkan postingan dengan label Attitude Moklet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Attitude Moklet. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 Juli 2014

Sudah Waktunya Kah ??

waaah lama juga ga nulis diblog ini -_-
sudah banyak sarang laba-laba yang harus dibersihkan
kotoran yang perlu dibersihkan, dan segala macam yang harus dibereskan maupun pelurusan

hahaha ngomong-ngomong soal pelurusan nih,
Juni sekarang familiar dengan kata itu looh
kenapa coba?

sekarang udah pindah kerja loooh, hahaha :D
coba tebak dimana?

hahaha, sekarang ke jawa barat melancongnya, di ibukota propinsi lebih tepatnya
yuppss bener di bandung hehe :D

dan sekarang kerjaannya juga beda bet sama sebelumnya
yang dulu terlalu pake bet fokus, sampe dibela2in dititah lembur tuh
disini mah yg penting ikhlas, dijalanin aja dan enjoy it exactly ^_^

sekarang kerjanya di PT TELKOM AKSES
ada yang pernah denger?
yaaah kalo penasaran bisa di klik disini www.telkomakses.co.id

ga akan mbahas apa itu telkom akses lebih lanjut lah yaa
hahaha, cuma mengabari saja kalo saya udah pindah hehe
oh ya, disini banyak temen2 melancong juga yang dari purwokerto, tepatnya smk sandhy putra telkom purwokerto
hahaha, belajar bahasa sunda oh bahasa sunda
lanjut kapan-kapan waktu senggang lagi yaa

banyak banget yang pengen dibagiin dah ^_^

Minggu, 24 Juli 2011

Sikap Optimis vs Pesimis

Dalam kehidupan di sekitar kita selalu terdapat orang-orang yang pesimis dan orang-orang yang optimis. Biasanya mayoritas orang adalah pesimis. Kata-kata yang sering diucapkan orang pesimis adalah :


- ”Ah, saya nggak mampu…”
- ”Nggak berani ah mencoba tantangan itu…”
Sementara orang-orang optimis akan selalu mengatakan :
- ”Saya siap menerima tantangan apa pun yang diberikan!”
- ”Saya harus sukses!”
Apa yang menyebabkan orang-orang berperilaku pesimis?
Faktor lingkungan, kurang percaya diri dan trauma kegagalan di masa lalu merupakan penyebab yang sering timbul yang menyebabkan orang menjadi pesimis. Jika kita hidup di lingkungan yang serba pesimis maka akan menggerus sikap kita yang optimis. Terkadang kita mematikan “hero” di dalam diri kita sebelum kita maju bertanding.
Orang yang kurang percaya diri akan selalu bersifat pesimis menanggapi suatu peluang. “Ah… mana mungkin, saya anak seorang petani, kok berani-beraninya bermimpi untuk sukses…” Inilah contoh sikap pesimis. Kegagalan di masa lalu menyebabkan orang menjadi pesimis. Jika seseorang gagal dalam suatu tes penerimaan pegawai di suatu kantor, maka dia akan pesimis untuk diterima di tes-tes penerimaan pegawai berikutnya.
Orang yang optimis akan selalu percaya tentang masa depannya. Orang yang positif akan melihat kehidupan kita pada intinya terdiri dari 10% fakta dan 90% bagaimana kita menyikapi fakta-fakta tersebut. Orang yang optimis melihat kegagalan sebagai sesuatu yang wajar–sebagai fakta (10%). Jika persiapan lebih bagus, maka orang yang optimis akan selalu percaya bahwa kesuksesan akan datang setelah kita berjuang tidak kenal lelah–sebagai sikap (90%). Orang yang pesimis akan melihat kegagalan sebagi hal yang mutlak, sudah nasib–sebagai fakta (10%). Kegagalan dianggap karena terjadi ketidakadilan (menyalahkan keadaan) dan jika kita mencoba satu kesempatan lagi pasti juga gagal (pasrah)–sebagai sikap (90%).
Orang-orang pesimis akan menutup mata jika melihat ada setitik cahaya di dalam kegelapan, sementara orang-orang optimis akan membuat cahaya tersebut menerangi kegelapannya. Coba amati ikan di lautan. Mereka hidup di lingkungan perairan asin. Namun jika kita memakan dagingnya maka rasa dagingnya akan tetap tawar. Apa yang bisa kita pelajari dari hal ini? Meskipun lingkungan kita selalu pesimis, bukan berarti kita harus menjadi orang pesimis juga. Justru kesempatan buat kita untuk memberi contoh yang baik menjadi manusia yang optimis.
Gill Stern mengatakan bahwa Both optimists and pessimists contribute to our society. The optimist invents the airplane and the pessimist the parachute. (Baik sikap optimis maupun pesimis sama-sama berkontribusi dalam kehidupan kita. Orang yang optimis menemukan pesawat udara, sementara yang pesimis dengan parasut). Henry Truman mengatakan bahwa A pessimist is one who makes difficulties of his opportunities and an optimist is one who makes opportunities of his difficulties. (Orang yang pesimis adalah orang yang membuat kesulitan pada kesempatan yang dia peroleh, sementara orang optimis adalah orang yang membuat kesempatan di tengah kesulitan yang dihadapi).
Bayangkan jika anda seorang dokter yang sedang menangani pasien yang sakit parah. Ada 2 sikap yang bisa anda lakukan, yaitu :
- Memberi tahu pasien kalau penyakitnya sudah kronis dan percuma untuk diobati karena hanya menghambur-hamburkan biaya dan lebih baik pasien tinggal di rumah saja;
Atau :
- Mengatakan kepada pasien bahwa penyakitnya bisa disembuhkan, hanya berilah kepercayaan kepada dokter untuk menanganinya.
Sikap mana yang anda ambil? Mengapa?
Inilah terkadang “berbohong yang baik” juga diperlukan. Jika pasien diberitahu kalau penyakitnya bisa disembuhkan maka pasien akan mempunyai semangat hidup lebih tinggi. Semangat hidup yang tinggi sudah 50% menyembuhkan penyakit tersebut. Apakah anda setuju?

The Power Positive of Attitude


Sikap atau dalam bahasa Inggrisnya attitude diyakini merupakan modal utama kesuksesan seseorang. William Clement Stone (4 Mei 1902 – 3 September 2002), seorang pengusaha sukses dan penulis buku pengembangan diri mengatakan bahwaThere is little difference in people, but that little difference makes a big difference. The little difference is attitude. The big difference is whether it is positive or negative.(Ada sedikit perbedaan pada manusia, tetapi perbedaan kecil ini menyebabkan perbedaan yang besar. Perbedaan kecil itu adalah sikap. Perbedaan besarnya adalah apakah sikap ini positif atau negative.) Orang yang mempunyai sikap positif cenderung orangnya antusias dan selalu optimis, sebaliknya orang yang selalu bersikap negatif cenderung kurang antusias dan menjadi pesimis.
Suatu penelitian di Universitas Standford, menyimpulkan bahwa kesuksesan ditentukan oleh 87.5% attitude atau sikap dan hanya 12.5% karena kemampuan akademik seseorang. Jadi, jika anda mempunyai kemampuan akademik rata-rata, janganlah kecewa hati. Demikian pula jika tingkat pendidikan anda saat ini belum optimal, jangan merasa takut tidak akan sukses karena kesuksesan lebih ditentukan oleh sikap.

Oleh : Final Prajnanta

Jumat, 22 Juli 2011

Attitude is Everything

Attitude is a little thing, but can make big differences. – Sikap adalah suatu hal kecil, tetapi dapat menciptakan perbedaan yang besar.


Sikap berperan sangat penting terhadap kesuksesan atau kebahagiaan seseorang. Sejumlah ilmuwan dari universitas terkemuka di duniamengungkapkan bahwa manusia dapat menggali potensinya secara lebihmendalam dan luas dengan sikap yang positif. Berdasarkan hasil penelitianterhadap ribuan orang-orang yang sukses dan terpelajar, berhasildisimpulkan bahwa 85% kesuksesan dari tiap-tiap individu dipengaruhi oleh sikap. Sedangkan kemampuan atau technical expertise hanya berperan pada 15% sisanya.


Sikap mempunyai peran yang lebih besar di bidang bisnis jasa maupun bisnis pemasaran jaringan. Sikap berperan pada 99%, jauh lebih besar dibandingkan peran keahlian yang hanya 1%. Dapat dikatakan bahwa mencapai sukses di bisnis jasa maupun bisnis pemasaran jaringan sangatlah gampang, selama dilakukan dengan sikap yang positif. Ada sebuah kata-kata bijak yang menyebutkan, “Your attitude not aptitude determine your altitude – Sikap Anda bukanlah bakat atau kecerdasan, tetapi menentukan tingkat kesuksesan Anda.”


Pengaruh Kekuatan Spiritual, Impian dan Antusiasme Terhadap Sikap Seseorang Sikap positif dapat terus ditingkatkan, tentu saja memerlukan waktu cukup lama dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor spiritual atau kemampuan untuk bersyukur, aspirasi atau kemampuan menciptakan impian dan kekuatan atau semangat dalam diri manusia itu sendiri sangat mempengaruhi sikap seseorang. Faktor-faktor tersebut memberikan kontrol terhadap sikap seseorang dalam memilih respon terbaik atas kejadian-kejadian yang dialami.


Kekuatan spiritual berpegaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melihat sisi positif dari setiap kejadian. Kekuatan keimanan menjadikan seseorang akan mampu mengartikan semua fenomena hidup ini sebagai pelajaran berharga, yang dapat membangkitkan nilai lebih dalam diri. Contohnya saja Helen Keller, meskipun kehilangan fungsi indra pendengaran dan penglihatan sejak usia 19 bulan, ia masih selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Aku berterima kasih kepada Tuhan atas segala cacatku. Karena cacat yang kuderita, aku berhasil menemukan diriku sendiri, pekerjaanku dan Tuhanku,” kata sarjana lulusan Harvard University di Amerika itu. Dengan kekuatan keimanan ia dapat melakukan fungsinya sebagai umat manusia secara optimal, yakni sebagai seorang penulis karya sastra dan guru bagi orang-orang buta dan tuli.


Selain itu, kekuatan spiritual merupakan kontrol yang sangat efisien terhadap sikap seseorang. Sehingga orang itu tetap memiliki tekad yang kuat untuk berusaha dengan cara-cara yang positif tanpa kenal putus asa. Kekuatan spiritual mengarahkan sikap seseorang dan pikirannya kepada hal-hal yang positif, tidak dihantui oleh rasa tidak percaya diri, malas, dan sikap negatif lainnya.


Sikap juga dipengaruhi impian. Seseorang yang selalu dapat memperbarui impian akan cenderung bersikap berani, rajin, percaya diri atau bersikap lebih positif. Impian yang besar akan menjadikan seseorang berusaha mengadaptasikan sikap mereka menjadi penuh tenggang rasa, jujur, hormat, tegas, insiatif, berjiwa besar dan lain sebagainya. Orang yang mempunyai impian akan selalu dapat mengendalikan sikap dengan pikirannya.


Oleh sebab itu, letakkan satu standar yang lebih tinggi, sehingga potensi diri kita dapat ditingkatkan. William Faulkner, seorang novelis peraih hadiah nobel, mengatakan, “Impikan dan bidiklah selalu lebih tinggi daripada yang Anda sanggupi. Janganlah hanya bercita-cita lebih baik daripada pendahulu atau sesama Anda. Cobalah menjadi lebih baik daripada diri sendiri.” Artinya, kita senantiasa memerlukan impian sebagai kontrol terhadap sikap dan mencapai kemajuan hidup yang berarti. Selain impian, ada satu hal yang penting disini yaitu antusiasme. Kata itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu en theos artinya God in you – Tuhan
bersamamu. Disaat kita sedang bersemangat, pada saat itulah Tuhan senantiasa mendampingi kita. Dengan semangat itulah manusia menciptakan impian yang lebih besar, berusaha memperoleh kemajuan-kemajuan serta mencapai sukses. Elbert Hubbart pun menegaskan, “Nothing great has ever been accomplished without enthusiasm. – Tidak ada satupun kemajuan menakjubkan untuk diraih tanpa antusiasme.”


Semangat dapat terus ditingkatkan dengan mengisi setiap detik waktu kita dengan kebiasaan-kebiasaan yang konstruktif. Kebiasaan-kebiasaan positif itu diantaranya mendengar, membaca, berbicara dan bergaul dengan orang yang positif. Jika seseorang dapat mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup dalam dirinya, maka sikapnya menjadi lebih terarah hingga dapat menikmati hal-hal yang benar-benar menakjubkan di dunia ini.


Sikap yang benar-benar didasari oleh faktor-faktor spiritual, impian dan antusiasme yang kuat pada kenyataannya selalu positif. Sikap positif itu sendiri sangat mempengaruhi seseorang untuk dapat mengekplorasi seluruh potensi diri dan meraih kesuksesan maupun kebahagiaan. Sikap ternyata yang terpenting bagi kemajuan atau kebahagiaan Anda saat ini dan di masa-masa yang akan datang. Oleh sebab itu dikatakan bahwa sikap adalah segala-galanya – Attitude is Everything.


*Andrew Ho adalah salah satu motivator terbaik di Asia.*